Sabtu, 07 April 2012

DEMOKRASI YANG TELAH LAYU

Setelan entri
Demokrasi yang telah layu
Dalam perjalanan yang sangat panjang indonesia telah memproklamirkan kemerdekaanya, tapi tanpa kita sadari kemerdekaan dengan sesungguhnya belum dapat terciptakan. Kenapa bisa begitu karena banyak sekali orang-orang berkepentingan masuk dalam roda pemerintahan negara kita. Akankan bisa kita peroleh kemerdekaan dengan sesungguhnya, dimana para rakyatnya bisa hidup damai dan sejahtera, tanpa beben tuk menjalankan aktivitas setiap harinya. Apakah benar indonesia bisa melaksanakan sistem demokrasi pancasila dalam pemerintahanya secara nyata ataukah hanya sebuah simbol saja.
Mari kita telaah besama-sama, beberapa peristiwa dimana demokrasi di negara kita ini hanya sebuah isapan jempol saja. Beberapa saat lalu kita bersama-sama menyaksikan salahsatu aspirasi rakyat dalam berdemokrasi yaitu terjadinya aksi penolakan kenaikan BBM dan tarif dasar listrik secara serentak diberbagai kota-kota dan propinsi. Apakah negara kita bisa menjalankan demokrasi yang pada aksi tersebut banyak sekali kejadian yang telah menyalahi demokrasi yang telah disanjung-sanjung oleh negara kita yaitu terjadinya tindak kekerasan pada masa aksi yang dilakukan oleh para pelindung rakyat dengan kata lain dilakukan oleh Polisi, Brimob, TNI.
Padahal kita tau masa aksi tidak ada yang menggunakan senjata yang mematikan. Tapi kenyataan yang ada malah para serdadu pemerintah tersebut dengan menggunakan senjata lengkap dalam menghadapi rakyat tersebut dan juga tak segan-segan mengeluarkan pelurunya dalam menjaga para masa aksi tersebut. Sangat disayangkan para serdadu pemerintah yang ditugaskan melindungi rakyat. Tapi, malah sebaliknya mereka menganiaya rakyat yang seharusnya mereka lindungi. Betapa kejam negeri ini yang telah seenakanya mempermainkan rakyatnya sendiri demi kepentingan salah seorang yang berkuasa tanpa adanya keselarasan dalam menjalankan keadilan yang telah dicita-citakan negara.
Tidak hanya itu dengan seenaknya bahwa para serdadu pemerintah tersebut mengeluarkan pendapat bahwa mereka mengeluarkan pendapat bahwa tidak adanya tindak kekerasan yang dilakuakn oleh mereka, padahal oleh media telah dengan jelas dibeberkan dan ditayangkan dalam vidio terjadinya tindak kekerasan yang dilakukan oleh serdadu pemerintah tersebut. Mungkinkah keselarasan dalam berdemokrasi di negeri hanya sebagai simbol sesaat saja. Banyak sekali penindasan, pelecehan hukum dan hak asasi manusia dimana-mana. Bahkan dari pemerintah sendiri tidak mau menindaklanjuti peristiwa tersebut. Banyak para oknum-oknum yang cakap dalam hukum dengan seenaknya mempermainkan hukum tersebut dengan kepentingan individu, golongan dan bahkan memutar balikkan hukum tersebut supaya mendukung pada kepentingnya, tanpa memikirkan akibat yang telah menciderai UUD 1945.
Dalam UUD telah dijelaskan bahwa setiap warga negara mempunyai kesamaan derajat dihadapan hukum. Tapi, kenyataan yang ada malah masyarakat yang awam dalam hukum malah dipermainkan oleh orang-orang yang cakap dihadapan hukum. Sekarang secara nyata kita dapat menyaksikan ketika seorang rakyat biasa yang belum dengan jelas tentang kesalahnya sudah dihajar oleh oknum polisi dipaksa supaya mengakui perbuatan yang pada dasarnya dia tidak melakukanya. Semisal juga akan terjadi penganiayaan pada masyarakat jelata yang ketahuan mencuri ayam, dia akan dihajar rame-rame oleh polisi dalam tahanan tersebut dan tidak adanya juga dari pihak polisi yang mau membantu dalam penanganan hukumya, padahal dalam UUD dijelaskan bahwa bila masyarakat yang tak bisa menghadirkan kuasa hukum. Maka, polisi tersebut wajib membantunya dengan mendatangkan kuasa hukum seorang yang telah mencuri ayam tersebut. Dan kejadian akan berbeda jika kejahatan tersebut dilakukan oleh orang yang mempunyai uang padahal dia telah terbukti dengan kesalahanya. Tapi sang polisi tersebut denagn seenaknya membiarkan dia bisa keluar masuk tahanan dengan mudah. Memang ngeri sekali negeri ini asas demokrasi yang disanjung-sanjung ternyata hanya sebuah simbol legitimasi negara yang cacat akan hukum ini.
  


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar