INDONESIA MENUJU MASYARAKAT MADANI
Oleh : Mohammad Nur Aris Sho’im
A. PENDAHULUAN
“Tidak ada cara
untuk membatalkan masa lalu. Waktu sekarang merupakan konsekuensi yang niscaya
dari peristiwa-peristiwa masa lampau yang tidak dapat kembali. Paling tidak
orang hanya bisa berharap bahwa tindakan-tindakan masa kini akan membuat masa
depan sedikit lebih baik dan kurang bermasalah”. Mircea Eliade1
Dalam perjalanan panjang Bangsa Indonesia memperoleh
kemerdekaan, dengan pengorbanan dan perjuangan atas dasar kebersamaan yang
ingin menjadikan Indonesia memperoleh kemerdekaan secara sempurna. Banyak hal
menjadi acuan, tuk melihat jauh perjalanan bangsa Indonesia setelah meraih
kemerdekaannya, banyak terjadi pengilustrasian sejarah yang tidak sesungguhnya.
Dalam beberapa tahun belakangan ini banyak hal yang
sangat jauh dari harapan kemerdekaan, bahkan jauh dari tujuan yang
diidam-idamkan bangsa indonesia. Banyak praktek-praktek Nepotisme, Korupsi, dan
Kolusi sebagai idola dari kaum penguasa yang menjadi wakil rakyat dan penampung
aspirasi rakyat, begitu juga sebagai kaum pembela rakyat.
|
“Disini hanya
ada kebebasan untuk menindas, tapi tidak ada kebebasan untuk tidak ditindas”.
(Pramoedya Ananta Toer, Rumah Kaca : 293)2
Inilah terjadi sekarang dinegara yang kita sayangi,
banyak yang emngatsnamakan wakil rakyat dengan sengaja menindas dan memeras
rakyat tanpa disadari oleh rakyat. Mungkinkah yang menamakan wakil rakyat saat
ini sudah terbentur dengan sistem pemerintahan dengan keburukan yang tak bisa
ditutup-tutupi lagi atau mungkin mereka malah dengan sengaja menikmati sistem
yang menyengsarakan rakyat jelata, tanpa memikirkan nasib dan tujuan negara
kita tercinta ini. Malah sekarang yang lagi gencar-gencarnya adalah isu tentang
rehabilitasi toilet gedung DPR pusat yang menghabiskan dana sekitar 2 milyar
ditambah lagi dengan perehaban parkiran DPR pusat yang menghabiskan dana
sekitar 3 milyar. Tak selayaknya wakil rakyat hanya mementingkan kepentingan
pribadi dari pada kepentingan rakyat.
Bagaimana kita bisa menjadikan Indonesia menjadi
masyarakat yang madani yang di cita-citakan atau yang dikembangkan pertama
kalinya oleh Cak Nur di Indonesia ini.
Walau masyrakat madani tersebut adalah suatu gagasan yang telah lama muncul di
kawasan barat dengan sebutan “civil society”. Dan juga timbul pada zaman Nabi
Muhammad dengan disahkanya piagam Madinah.
B. INDONESIA
|
Manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai
aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas. Dengan ciri-ciri khas
tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya.
Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka manifestasi nilai-nilai budaya yang
sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di bumi
nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian
dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan
Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan
bahwa hakikat identitas asional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya
dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan,
nilai-nilai etik, moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya
yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional
maupun internasional. Perlu dikemukaikan bahwa nilai-nilai budaya yang
tercermin sebagai Identitas Nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah
selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang
terbuka-cenderung terus menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan
yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.Konsekuensi dan implikasinya adalah
identitas nasional juga sesuatu yang terbuka, dinamis, dan dialektis untuk
ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan funsional dalam
kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
C. MASYARKAT
Menurut Karl Marx masyarkajt bukan terdiri dari atas
individu-individu seperti pandangan hobbes dan locke, melainkan terdiri atas
kelas-kelas. Kelas adalah kelompok orang yang memiliki pola hubungan yang sama
terhadap sarana produksi. Karena mereka memiliki hubungan yang sama terhadap
saran produksi, mereka mengembangkan pandangan yang khas terhadap diri mereka
dan dunia sekitar.3
Seorang anggota masyarakat tidak mengembangkan dirinya
secara individual dalam situasi vakum, meliankan dari dan melalui kelas dimana
ia tergolong. Individu tidak membentuk nilai-nilai mereka, tidak pula
gagasan-gagasan mereka tentang politik ataupun apa saja yang menjadi kebutuhan
mereka.
D. MASYARAKAT MADANI
|
Dalam teori perjuangan kelas Marx, buruh dan para penganggur
akan melakukan pemberontakan melawan dominasi kaum borjuis. Tetapi dalam kasus
Polandia, rezim sosialis justru mendapat perlawanan dari kelas buruh. Padahal,
rezim sosialis memerintah atas nama kelas buruh dan kaum borjuis dianggap tidak
ada.
Menarik untuk diamati bahwa Polandia adalah sebuah negara
yang mayoritas penduduknya beragama Katholik yang taat. Tidak kebetulan bahwa
Sri Paus yang sekarang menduduki tahta Vatican, adalah seorang rohaniawan yang
berasal dari Polandia. Rupanya, di negara yang sikap pemerintahnya sangat kuat
anti-agama itu, agama Katholik ternyata mampu bertahan. Di balik organisasi dan
gerakan buruh, berdiri kekuatan sosial gereja. Lebih dari itu, fondasi serikat
buruh itu adalah umat beragama yang telah tumbuh menjadi kekuatan rakyat (people's
power). Dalam kasus Polandia, sulit kita berbicara mengenai kesadaran kelas
(class counsciuosness) pada kaum buruh, karena dalam sistem itu tidak
dikenal kelas kapitalis. Yang lebih nampak adalah kesadaran agama yang ternyata
mampu mengatasi kesadaran kelas.
|
Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau
pengislaman konsep “civil society”. Orang yang pertama kali mengungkapkan
istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di Indonesia oleh Nurcholish
Madjid. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep
dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat Madinah
dianggap sebagai legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan civil
society dalam masyarakat muslim modern.5
Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan
dari civil society. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah
pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali menggunakan
kata “societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep civil society
pertama kali dipahami sebagai negara (state). Secara historis, istilah civil
society berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes.
Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat sipil yang mampu
mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry
Diamond, 2003: 278).
|
Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani
adalah civil society merupakan buah modernitas, sedangkan modernitas adalah
buah dari gerakan Renaisans; gerakan masyarakat sekuler yang meminggirkan
Tuhan. Sehingga civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena
meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan
asuhan petunjuk Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat madani
sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan
nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah. 6
Di zaman modern, istilah itu diambil dan dihidupkan lagi
oleh John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778) untuk mengungkapkan
pemikirannya mengenai masyarakat dan politik. Locke umpamanya, mendefinisikan
masyarakat sipil sebagai "masyarakat politik" (political society).
Pengertian tentang gejala tersebut dihadapkan dengan pengertian tentang gejala
"otoritas paternal" (peternal authority) atau "keadaan
alami" (state of nature) suatu kelompok manusia. Ciri dari suatu
masyarakat sipil, selain terdapatnya tata kehidupan politik yang terikat pada
hukum, juga adanya kehidupan ekonomi yang didasarkan pada sistem uang sebagai
alat tukar, terjadinya kegiatan tukar menukar atau perdagangan dalam suatu
pasar bebas, demikian pula terjadinya perkembangan teknologi yang dipakai untuk
mensejahterakan dan memuliakan hidup sebagai ciri dari suatu masyarakat yang
telah beradab.7
|
E.
MENUJU
MASYARAKAT MADANI
Indonesia menuju
masyarakat madani sudah ada alatnya yaitu berupa
UUD 1945, lambang Negara (bendera), bahasa Indonesia, lagu kebangsaan, pancasila sebagai
pemersatu ideologi dan juga sebagai sarana untuk menjadikan indonesia menuju
masyarakat yang madani yang dicita-citakan oleh semua golongan dan tentunya
sejalan dengan yang ditawarkan Rosulllah SAW. Dalam piagam Madinahnya.
Itu jika pemerintah
secara sempurna menjalankan pancasila dengan sejujurnya tanpa adanya manipulasi
dalam menjalankanya, pasti keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia akan
sesui dan akan merealisasikan masyarakat yang bahagia sentosa dan menuju
masyarakat madani yang sesungguhnya.
Disamping
sebagai identitas Negara pancasila adalah falsafah Negara yang menyatukan
pemikiran seluruh rakyat Indonesia yang tidak didominasi oleh salah satu pihak
yang mayoritas saja, tapi pancasila mampu mengangkat dan menghormati kaum
minoritas yang ada. Banyak sekali manfaat dari pancasila itu sendiri, disamping
sebagai pilar Negara dia juga mampu menjadi tonggak kemajemukan Indonesia yang
sangat kaya dengan budaya. Disamping sebagai pemersatu ideologi rakyat yang
hidup didalamnya. Dengan keanekaragaman ideology masing-masing. Walau
bermacam-macam agama, tapi pancasila mampu merangkul kesemuanya itu.8
|
Sedangkan
rumusan pancasila dalam piagam Jakarta tanggal 22 juni 1945 adalah : (1)
ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya;
(2) kemanusiaan yang adil dan beradab; (3) persatuaan Indonesia;(4) kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; dan
(5) keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kemudian Ir. Soekarno dalam siding BPUPKI
pada tanggal 1 juni 1945 mengusulkan adanya lima dasar Negara, yaitu: (1)
kebangsaan Indonesia (2) internasionalisme dan perikemanusiaan; (3)
kebangsaan;(4) kesejahteraan social; (5) ketuhanan yang bekebudayaan.10
Rumusan
dalam preambule UUD ( konstitusi) RIS yang penah belaku pada tanggal 29
Desember 1945 sampai 16 Agustus 1950 adalah : (1) ketuhanan yang Maha Esa; (2)
peri kemanusiaan; (3) Persatuan Indonesia; (4) kedaulatan rakyat; (5) keadilan
sosial.
Pada
akhirnya tersusunlah rumusan Pancasila seperti yang terdapat dalam pembukaan
UUD 1945, yaitu : (1) ketuhanan yang Maha Esa; (2) kemanusiaan yang adil dan
beradab; (3) persatuan Indonesia; (4) kerakyatanbyang dipimpin oleh hikmat
dalam permusyawaratan perwakilan; (5) keadilah sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
|
|
Pancasila, konstitusi
(UUD 45), ke-Bhineka Tunggal Ika-an, serta Demokrasi jika dijalankan secara
utuh oleh wakil rakyat dan masyarakat secara nyata, pasti akan menjadikan Indonesia
menuju masyarkat madani yang seutuhnya.
Dengan rasa aman,
nyaman, penuh semangat, penuh toleransi, tenggang rasa, keadilan,
kesejahteraan, kesatuan, sosial,dan juga ke-Tuhanan yang semua telah hadir
dalam kontitusi yang telah tersusun dengan rapi di negara kita. Sebagai pembeda
dan sebagai identitas negara indonesia adalah pancasila sebagai falsafah negara
dan juga identitas negara serta adanya demokrasi pancasila sebagai penunjang
semua masyrakat tuk menuju keragaman yang sejatinya adalah satu yaitu bergelar
Bhineka Tunggal Ika sebagai wujud masyarakat madani di Indonesia.
F.
PENUTUP
Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang majemuk (pluralistic society). Kemajemukan ini
ditandai oleh keragaman suku bngsa, bahasa, adat tradisi dan agama. Dalam
menyingkapi kemajemukan agama, pemerintah berkewajiban untuk memberikan jaminan
kebebasan beragama dan memelihara kerukunan umat beragama dengan mengacu pada
empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945,
Bhineka Tunggal Ika dan kesatuan Republik Indonesia.11
|
Tiga hal yang harus di perhitungkan dalam indonesia
tuk menuju masyarkat madani :
1.
Jalan Negara yaitu
upaya membangun mesyarakat yang berwatak baru dari negara yang sejalan dengan
dasar negara yaitu menjalankan isi Pancasila yang sesungguhnya tanpa adanya hagemoni
dari pihak manapun.
2.
Jalan Kemasyarakatan
yaitu upaya membangun gerakan arus bawah dengan mensejahterakan kehidupanya dan
juga memberikan pengajaran tentang konstitusi, dan juga falsafah negara dengan
sebenarnya diberengi dengan penegakkan hukum secara merata tanpa pandang bulu
bagi pemerintah yang berkuasa, dengan membawa nilai-nilai keutamaan, etos baru
dan konfigurasi baru.
3.
Jalan Internasional
yaitu upaya membangun keseimbangan baru dikawasan pasifik, yang lebih adil aman
dan nyaman bagi semua lapisan masyarakat.12
Betapa
pentingnya pengahayatan tentang
terwujudnya masyarakat madani dalam Negara kita
sehingga kita perlu mengetahui dan menghayati dalam setiap hal-hal yang bisa mewujudkannya.
Sehingga kita akan dengan mudah untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia
adalah Negara yang berbeda dari pada Negara yang lain. Tak hanya itu, kita juga
harus mampu mencermati isi dari setiap pesan alat tuk meraih masyarakat madani yang sangat banyak dan ada dalam Negara kita ini.
|
Perlu
banyak hal dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk merubah dan
mempraktekkan cara konstitusi dan
demokrasi secara penuh, mungkin yang perlu kita
pertimbangkan adalah rakyat yang belum tau secara penuh tentang demokrasi
bagaimana mungkin kita memaksakan sistem yang sepenuhnya di ketahui oleh rakyat
kita. Karena banyak sekali arti kontitusi
dan demokrasi selain mempunyai arti sikap mental, kontitusi dan demokrasi juga mempunyai
arti pembinaan suatu sistem
sebagai saluran bagi sikap mental
untuk
mengejawantahkan dan berkembang tumbuh dalam institusi yang bernama Negara.
Untuk itu harus ada jaminan bahwa tidak ada satu kekuatan apapun yang mempunyai
peluang untuk bertindak sewenang-wenang. Dan jaminan ini bisa ada bila dalam
peraturan politik negara adanya kekuatan control yang berwibawa. Karena itu,konstitusi dan demokrasi pun
menuntut tercegahnya suatu kekuatan oligarkis dan karenya suatu pertimbangan
yang timpang harus dicegah.14
“Kenyataan itu harus diterima, dan dalam
kenyataan itu pula manusia harus mencari Tuhanya. Bila kenyataan itu diingkari,
makSIAa manusia takkan sampai pada pengalaman Tuhan yang autentik dan mengena pada
dirinya.” Rahner15
|
||||||||
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar